Apa itu Taubat dan Nadam

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMVU7yIybWsOGGuBApd6xAwYLP9cEjgjc5SPPp3hE3gCl3xwWujufeVo0alNz5StRFWTXfyp77JeFHdCaTcLpVDUOmtAbpFiPJsDpx_oBpcUUtj68X-uL4oskYlVT61TSx_1Z90q7oL6Cc/s400/taubat2.jpg   
     
Apa itu Taubat dan Nadam - Secara bahasa "Taubat" berarti kembali pada kebenaraan. Adapun secara istilah Taubat berarti meninggalkan sifat keburukan, salah atau dosa dengan penuh penyesalan dan berniat untuk tidak mengulanginya lagi. Dengan kata lain taubat ialah datang atau kembali kepada sikap, perbuatan atau pendirinya yang benar. Dengan demikian Taubat ialah datang atau kembali kepada Allah dengan perasaan menyesal atas dosa dimasa lalu serta bertekat untuk taat kepada-Nya. Dalam sebuah hadits, taubat juga berartikan penyesalan atau an nadam. Dia adalah sebuah penyesalan yang muncul dari kekeliruan yang pernah dilakukan oleh manusia. Telah ia sesali rupanya bahwa bermain api akan terbakar. Bermain pisau akan terpotong. Bermain celaka akan binasa. Semua hal negatif yang telah ia lakukan, segalanya membawa penyesalan. Sebab itu, ia pun ingin memperbaiki keadaan. Dari penyesalan menuju pengharapan. Proses ini pun dinamakan ‘Taubat’.

     Sedangkan "Nadam" secara bahasa berarti penyesalan. Adapun secara istilah berarti menyesali perbuatan dosa yang terlanjur dikerjakan.  Jadi Nadam ialah sikap penyesalan diri terhadap perbuataan dosa yag terlanjur dikerjakan. Namun demikian, para Syaikh sufi meyakini bahwa rasa menyesal niscaya dapat diupayakan dengan jalan melakukan perenungan (kontemplasi) dan muhasabah, Hadrat Syaikh Muhammad Bahauddin Syah Naqsyabandi,qs., menyebutnya wuquf zamani, yakni memeriksa waktu yang telah lampau apakah waktunya dihabiskan untuk bersama dengan nafs-nya atau bersama dengan Tuhannya, diawali dari waktu yang panjang lalu semakin diperketat menjadi lebih pendek, dari setiap hari menjadi setiap jam, dan dari setiap jam menjadi setiap menit, lama kelamaan lebur didalamnya. Oleh sebab itu, penyesalan pada awalnya adalah ‘perolehan’ dan pada akhirnya adalah ‘anugerah’, perolehan disebabkan oleh sebuah upaya sedangkan ‘anugerah’ tanpa upaya. Bisa jadi, seseorang tidak menganggap tindakannya tercela bila ia lupa berdzikir, namun tidak demikian bagi orang lain, karena hal itu merupakan kealpaan. Demikian pula, bagi seseorang yang merasa mampu telah melakukan sholat malam empat puluh hari berturut-turut bukanlah merupakan tindakan yang tercela, namun sebagian yang lain menganggapnya tercela, karena adanya pengakuan atas kehebatan dirinya. Akan tetapi semua sepakat bahwa meninggalkan hal-hal yang fardu adalah tindakan yang tercela. Nah, perbedaan pandangan ini disebabkan oleh kadar ilmu yang berbeda-beda, keadaan ruhaniyah yang berjenjang-jenjang, dan tingkat makrifat yang berlainan pula. Oleh karenanya ilmu sangat berperan didalam ‘memperoleh’ daya sesal yang besar dan berkepanjangan, sehingga pertaubatannya terus-menerus dengan qualitas yang tinggi.
Untuk menghapus perbuatan dosa serta menjauhkan azab maka manusia diperintahkan untuk taubat kepada Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam firmannya surat At-Tahrim ayat 8 : 


Berdasarkan ayat di atas yang dimaksud dengan "Taubat Nasuha" adalah menyesali dengan hati, memohon ampunan dengan lisan dan menjauhi dengan badan serta bertekat kuat untuk tidak kembali mengerjakan kesalahan yang sama.
Cara bertaubat jika perbuatan dosanya hanya berhubungan dengan Allah SWT 
  • Menghentikan maksiat.
  • Menyesali atas perbuatan yang terlanjur dikerjakan.
  • Niat dengan sungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuatan dosa. 
 Cara Bertaubat apabila dosa menyangkut orang lain
  • Maka syarat taubat di atas ditambah satu, yaitu memohon maaf kepada orang yang pernah disakiti.
Persyaratan yang lain dalam melakukan taubat antara lain :
  • Bahwa kesalahan yang dilakukan merupakan suatu kebodohan.
  • Timbulnya penyesalan dan segera bertaubat setelah mengetahui perbuatannya adalah dosa
  • Taubat dilakukan selagi masih hidup.
  • Melakukan perbaikan diri dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang lalu.
  • Taubat yang dilakukan merupakan aktivitas rohani.(seperti sadar, menyesal dan berniat tidak mengulangi.)
  • Dianjurkan untuk melakukan Aktivitas ritual seperti. 
                    - Mengambil air wudhu
                    - Masuk ke masjid
                    - Melakukan sholat 2 rakaat atau 4 rakaat
                    - Mengucapkan istighfar 70 kali
                    - Tahlil 100 kali
                    - Tahmid 100 kali
                    - Bersedekah dan melakukan kebaikan secara kontinue
                    - Puasa 1 hari 
                     ( cara ini adalah menurut pendapat Imam Al-Ghazali )

Sekian Artikel dari saya semoga bermanfaat bagi anda yang membaca, TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DIBLOG SAYA INI :), Tolong bantu klik icon nya dibawah!







0 komentar:

Post a Comment

Jika ada sebuah Link yang sudah tidak bisa di gunakan, silahkan tinggalkan komentar di bawah ini untuk di Update

Blog ini sudah menerapkan Dofollow :
1. Berkomentar dengan Baik dan Sopan.
2. Tidak komentar SPAM.
3. Tidak menempatkan Link Hidup saat berkomentar.